-->

Cerita nyata Mbah Fanani Sang pertapa Dieng

Mbah Fanani sang PerTapa dari Gunung Dieng segera akan akhiri tapanya

Jika biasanya tapa brata banyak dilakukan di lokasi-lokasi yang sunyi dan jauh dari hiruk-pikuk kehidupan duniawi seperti di hutan atau goa, namun ternyata ada pula lelaku tapa yang dilakukan di tempat terbuka di tengah hiruk-pikuk keramaian umum. Dalam ranah mistik kejawen, tapa semacam itu disebut dengan topo rame (bertapa di antara keramaian).

Nah, topo rame itulah yang di jalani oleh Mbah Fanani selama 30 tahun. Berdasarkan beberapa informasi, Beliau juga sempat bertapa di beberapa tempat lainnya dan dalam 20 tahun terakhir inilah, Mbah Fanani diketahui bertapa di tepi jalan Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Tepatnya di sekitar 2km dari kawasan Candi Dieng. Lokasi tersebut berbatasan dengan Desa Dieng Wetan, Kabupaten Wonosobo.

mbah fanani dieng

Lelaku tapa brata biasanya memiliki tujuan tertentu. Tidak jarang tujuannya berkesan absurd di mata orang yang tidak memahaminya. Motifnya pun bermacam-macam mulai dari perkara klenik, seperti mendapatkan bisikan gaib, sampai hal-hal yang berkaitan dengan dunia politik, semisal menunggu datangnya Satrio Piningit atau Ratu Adil.

Konon, hal itulah yang menjadi motif utama pertapaan Mbah Fanani. Dia meyakini akan datangnya Ratu Adil atau Satrio Piningit yang akan memberikan kedamaian dan kesejahteraan di masanya. Untuk menyambut kedatangannya, Mbah Fanani bertapa di tepi jalan desa. Sehari-hari ia hanya duduk diam membisu di bawah tenda terpal berukuran kecil. Ia tidak pernah mengeluarkan sepatah kata pun. Makan dan minum seadanya pemberian warga sekitar. Tidak seorangpun tahu kapan dia berdiri dan keluar dari tendanya.

Namun kini sepertinya Mbah Fanani sedang bersiap-siap untuk mengakhiri tapanya. Tanda-tanda tersebut tampak setelah Mbah Fanani mulai terbuka dengan warga yang semakin ramai berkunjung ke gubuknya dengan berbagai tujuan. Dari minta nomor togel sampai naik pangkat. Padahal beberapa tahun sebelumnya, sikap Mbah Fanani sangat tertutup dan benar-benar tidak mau berkomunikasi dengan siapapun termasuk warga sekitar.

Wahyu, salah seorang warga setempat membenarkan adanya perubahan sikap Mbah Fanani. Beliau akhir-akhir ini mulai merespon orang-orang yang datang kepadanya dengan baik.

"Pernah ada seseorang yang meminta tolong agar mbah bisa membantu mendeteksi keberadaan kalung yang hilang. Mbah Fanani kemudian meresponnya dengan menunjuk sesuatu, seolah memberi pertanda. Setelah di cermati dan di telusuri sesuai isyarat Mbah Fanani, kalung tersebut berhasil ditemukan," kata Wahyu.

Wahyu sendiri pernah meminta tolong kepada Mbah Fanani. Namun ia tidak bisa mengatakan kepada publik mengenai permintaannya tersebut karena berkaitan dengan masalah pribadi dan menjaga fitnah.

"Suatu hari saya memiliki keperluan pribadi. Diam-diam saya mendatangi gubuk Mbah Fanani. Setelah saya memberitahu keluhan saya, Mbah Fanani tersenyum dan memberikan suatu benda (dirahasiakan). Tidak lama kemudian, saya berhasil menyelesaiakan masalah yang dihadapi," tutur Wahyu.

Wahyu yakin bahwa hampir semua orang yang mendatangi tempat bertapa mbah Fanani pasti memiliki masalah tertentu. Hanya saja masalahnya tentu berbeda-beda, "Ada yang dililit utang, tidak kunjung mendapatkan jodoh, atau pengangguran abadi," ujar Wahyu sambil tersenyum.

Warga setempat meyakini bahwa Mbah Fanani memiliki kesaktian. Menurut Taifin, Ketua RT 1/RW 1, Desa Dieng Kulon, seorang warga Banjarnegara mengaku pernah menemui Mbah Fanani di Makkah, Arab Saudi.

"Waktu itu pernah ada seseorang yang mengaku bertemu dengan Mbah Fanani di Makkah. Orang itu adalah seoran Cleaning Servis di Ka'bah. Dia ternyata orang Banjarnegara. Ia menuturkan bahwa saat dia membersihkan lantai di sekitar Ka'bah, Ia bertemu dan berkenalan dengan seseorang yang mengaku bernama Mbah Fanani yang tinggal di Dieng. Suatu ketika, saat si Cleaning service ini pulang kampung, dia ke sini mencari Mbah Fanani. Dan dia memastikan bahwa orang yang ditemuinya di Ka'bah adalah Mbah Fanani ini." kata Taifin.

Warga pun kemudian merasa heran mendengar pengakuan tersebut. sebab selama ini mbah fanani diketahui hanya berdiam diri di tenda dan tidak pernah terlihat pergi ke manapun.Jangankan ke makkah,sepengetahuan dia ,Mbah Fanai 19 tahun tidak pernah keluar dari tenda.
  "Memang kalau secara logika itu sulit untuk dipercaya .Tapi kenyataannya ada yang ngaku begitu sampai datang kesini ,'' ujar Taifin.
  selain itu,Mbah Fanani juga selalu menghilang saat masuk sholat lima waktu.
  "kalau pas sholat lima waktu ,Mbah Fanani juga nggak pernah ada di tendanya.Dia hilang enggak tahu kemana,"kata istri Taifin.Soal adanya pengakuan dari berbagai pihak soal kesaktian mbah Fanani,Taifin tidak pernah menyangkalnya,Namun ia percaya semua ketentuan sudah di atur oleh Allah SWT.
   "Dibilang sakti ya sakti,bukti kesaktiannya yang bisa dilihat oleh mata yaitu belasan tahun hidup ditenda terpal enggak pakai alas ,kehujanan kepanasan,padahal dingin banget disini,tapi dia bisa bertahan.Mungkin kalau orang kaya kita ,sebulan sudah meninggal,itulah yang bisa dilihat saktinya.kalau yang lainnya,bisa mendatangkan rejeki atau jodoh atau yang lainnya ,saya kurang tahu.
  Sementara menurut Narti (36),warga yang rumahnya berada di depan tenda mbah fanani,dulu pernah ada orang melempar botol minuman ke dapan tenda Mbah Fanani,terus pas di perjalanan,orang itu katanya merasa gelap,enggak bisa lihat apa-apa,dan akhirnya kecelakaan,"kata Narti
  Selain itu,lanjut Narti ada sebuah ban mobil yang bannya bocor ,tiba-tiba ban itu melayang di atas tenda mbah fanani.Warga yang menyaksikan berteriak karena menduga ban tersebut akan jatuh tepat ke atas tenda mbah fanani.
  "Tapi ternyata ban itu yang melewati tendanya Mbah Fanani,semua yang melihat takut kalau bakal kena mbah ,"tuturnya
warga pun heran saat ban tersebut bisa melewati tenda mbah fanani.Padahal jika dilihat arah jatuhnya ban,sudah pasti menimpa tenda mbah fanani.Mbah fanani juga bisa membaca aura orang yang datang ketendanya,jika ada orang datang dengan tujuan tidak baik,mbah fanani akan mengusir dengan kode lambaian tangan atau jarinya.namun apabila batinya merasa orang tersebut  baik,maka mbah fanani pun akan mengajak masuk dengan lambaian jarinya pula.
  "Dia tahu kalau kira-kira orang yang datang tujuannya enggak baik,Mbah Fanani pasti enggak mau (ditemui) dan ngusir,"kata narti.
   Tak hanya itu warga sekitar pun tidak semua bisa mendekatinya.Mbah fanani pernah menolak beberapa warga yang kurang pas di hatinya ,ketika akan memberi makan atau membersihkan tendanya.
  ''Bukan cuma tamu,semua warga disini juga ada yang enggak mau kalau di kasih makan atau bersihin tendanya,yang setiap hari ngasih ya Ibu Uripah,yang punya rumah di belakang tendanya ,"ujar Narti.
   Bahkan jika Mbah Fanani tidak ikhlas setiap tamu yang berkunjung lalu meminta foto maka hasilnya tidak terlihat.
 "kalau enggak ikhlas foto juga enggak kelihatan ,saya sering lihat tamu foto tapi hasilnya enggak ada.sering saya lihat begitu,"kata widodo955),juga warga setempat.

tempat bertapa mbah fanani

tenda tempat bertapa mbah fanani

lokasi bertapa mbah fanani

 Mbah Fanani  melakukan tapa rame dengan cara duduk di dalam tenda berukuran 2 x 1 meter dan tinggi sekitar 1 meter yang berada tepat di tepi jalan.Didalam tenda terdapat kain dan sarung kotor,beberapa botol mineral,sebuah gelas dan piring.Sang pertapa memakai kain sarung berwarna biru dan selembar kain warna hitam yang menutupi bagian tubuh atasnya .Tentu saja pria ini tergolong luar biasa dalam hal ketahanan tubuhnya melawan hawa dingin.Sang Pertapa berkulit bersih,Hal ini disebabkan dirinya tidak pernah terkena sinar matahari,Sementara rambut gimbalnya terurai sepanjang lebih dari 2 meter,diameter ketebalan rambutnya mencapai 10 sentimeter.
  Pada salah satu sisi tenda tersebut terdapat selembar plastik yang di fungsikan sebagai pintu,Ketika mencoba membuaka pintu tersebut seketika tercium aroma tidak sedap,Namun demikian tidak tampak adanya kotoran manusia.Inilah yang menimbulkan keheranan saya dan juga warga sekitar,Betapa tidak,mbah fanani tetap makan dan minum,tetapi tidak seorang pun melihatnya keluar dari tenda untuk membuang kotoran,Meski ada dugaan,dia keluar dari tenda pada tengah malam hari disaat tidak seorangpun berada di sekitar lokasi.
  Sang pertapa mendapatkan makanan dan minuman sekedarnya saja dari warga sekitar.jadi tidak ada yang secara khusus menyiapkan makanan.Seorang pedagang makanan yang berada tidak jauh dari lokasi mengaku biasa memberi makan kepada sang pertapa,
Jika ada yang penasaran kamu bisa menemuinya di pegunungan dieng

Update: Berdasarkan berita terbaru, ternyata Mbah Fanani saat ini sudah tidak tinggal di Dieng lagi.

Kepala Desa Dieng Slamet Budiono membenarkan kejadian itu. Mbah Fanani dijemput belasan orang pada Rabu, 12 April 2017. 

"Ada 10-15 orang datang pakai mobil, terus mengajak Mbah Fanani naik," kata Slamet kepada detikcom, Minggu (16/4/2017). (Sumber berita

Dan kabar baiknya, kemudian Mbah Fanani diketahui berada di petilasan Syech Dampu Awang, Blok Talam Kulon Desa Sudimampir, Balongan Indramayu. Dalam keadaan sehat walafiat.

Foto diambil dari cirebontrust.com

Mbah Fanani dijemput oleh utusan Abah Rojab, seorang yang dituakan sebagian warga Indramayu. Dan konon merupakan keinginan Mbah Fanani sendiri setelah berkomunikasi secara bathin dengan Abah Rojab. Wallohu Alam.

0 Response to "Cerita nyata Mbah Fanani Sang pertapa Dieng "

Posting Komentar

Komentar Anda Difilter, Komentar Spam Akan Segera Dihapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel